Senin, 25 November 2013

Waka: AWESOME... :D

Perjalanan yang setengah hati saya ke Waka, salah satu kampung yang ada di Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, NTT terjadi tanggal 9-10 Maret 2013.

Begini critanya....

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, saya bergegas pulang ke kos karena perut sudah ribut minta diisi. Seperti biasa, saya dan teman kos memasak lebih dulu untuk makan siang. Selesai makan kami diajak seorang teman untuk ke Waka, salah satu kampung di Wewaria, Ende, NTT. Hari sabtu adalah hari yang sering saya tunggu dalam sepekan. Weekend kala itu saya tidak ada agenda main. Tubuh ini rasanya hanya ingin tidur di kamar. Sempat saya tolak tawaran tersebut, tapi karena dipaksa akhirnya kami berenam berangkat ke Waka.
Jam 14.30 kami berangkat dengan ojek karena otto(=sebutan untuk angkutan umum di daerah Flores) tidak lewat pada jam tersebut. Kami turun di Ropa dan naik kapal untuk sampai di Waka. Ternyata di Ropa kami sudah ditunggu oleh si empunya rumah yakni Kepsek SD setempat selaku bapak asuh teman kami yang mendapat tugas mengajar di Waka.
Kapal yang memuat 12 penumpang & 2 orang awak kapal bertolak menuju Waka. Setelah 30 menit kami sudah melihat daratan. Kapal tidak bisa menepi hingga bibir pantai karena air sedang surut. Alhasil kami dibantu sampan yang harus di dorong awak kapal sehingga sampai bibir pantai. Tetap saja saya basah karena ketinggian air laut mencapai lutut orang dewasa.


untung g ada yg mabuk laut,,,hihi



manja ya, pake sampan yang didorong itu...



wuidiihhhh,,,gaya..



turun dari kapal,,,pose dulu lah,,,



Untuk mencapai rumah teman kami yang terletak di dekat bibir pantai kami harus melewati kubangan babi. Mayoritas penduduk di kabupaten Ende memang memelihara babi. Sempat galau juga saat menginjak tanah yang sering digunakan untuk semua aktivitas si babi, hahaha. Akhirnya sampai juga di rumah Rara, teman kami. 


kampung waka sudah kelihatan



Kami disambut dengan hangat oleh Rara. Pak kepsek juga menemani kami mengobrol di balai-balai depan rumah. Pak kepsek ternyata pandai memasak, beliau dibantu Rara sudah menyiapkan menu special untuk kami. Malam itu kami makan dengan lahap dan penuh cerita.

Pagi hari kami memasak untuk sarapan. Pak kepsek mengolah cumi hasil tangkapan anak murid di laut untuk dibawa sebagai bekal karena kami hendak pesiar ke Karang. Menurut beliau karang adalah tempat yang pas untuk bermain air. 

Setelah berkemas, kami berjalan menuju kapal yang sudah siap mengantar kami pesiar. Masing-masing membawa bekal yang telah disiapkan sebelumnya. Air laut saat itu ketinggiannya mencapai perut saya. Saat berkonsentrasi menyebrang di air sambil membawa bakul berisi nasi, saya berteriak, “Ya Alloh,,, mas,,mas,,,” saya memanggil teman saya yang sudah berjalan mendahului saya. “Hape ku di saku celana, ini,,,ini,,, bawain dulu,,” ucapku panik sambil menyerahkan bakul nasi ke dia. Saya langsung merogoh saku celana, dan,,,, hape saya sudah basah.

Teman saya kaget dan segera mengambil hape saya tersebut. Dia berusaha melakukan pertolongan pertama pada hape dengan membuka casing hp dan mengambil sim-card. “Udah, tenang aja, tak simpan dulu ya. Ntar di jemur”. Saya hanya terdiam, berdoa agar hp tsb tidak rusak. Di dalam kapal, hp saya di lap dengan kain kering. Teman-teman yang lain hanya menatap saya dengan penuh iba. Saat itu saya diyakinkan oleh pak kepsek, bahwa hp saya pasti bisa dipakai lagi.

Sampai di Karang saya bisa melupakan sejenak hp yang terendam air laut selama 10 menit. Ombak  yang tenang, langit yang teduh dan laut yang biru membuat kami lupa segalanya. Teman-teman saya langsung menyeburkan diri ke laut. Saya hanya bermain air di tepi karang sambil melihat keceriaan mereka. Melihat hal itu saya tergoda juga untuk berendam di air laut. Setelah capek berenang-renang. Kami pun makan siang di atas kapal. Bekal makan kami sikat hingga habis. Awak kapal juga turut mencari ikan di sekitar karang dan langsung mengolahnya menjadi ikan bakar seketika. Nyam...nyam,,, nikmat sekali kebersamaan ini...



makan bekal di atas kapal




paling kanan adalah pak kepsek yang cerewet,,, *ups




Oleh-oleh sepulang dari Waka adalah kulit gosong dan wajah merah membara. HP senter saya pun riwayatnya telah berakhir saat itu (dalam perjalanannya, saya sudah berusaha mengobati tapi tetap tidak berhasil. Sekarang hp tsb saya museumkan di rumah hingga saat ini). Walaupun demikian, kami senang bisa mengunjungi daerah penempatan Rara yang menyimpan pesona dan keindahan.



korosi akibat kena air laut #jiaahhhhh




salah satu spot terbaik di Karang Kampung Waka



Special thx to: Alloh SWT yang selalu tahu yang terbaik untuk hambaNYA, yang sudah memberikan hikmah dalam perjalanan yang saya lalui...



kakak-adik (empu kapal) yang terbiasa terpapar matahari



empunya kapal lg istirahat





Tidak ada komentar: